Bermodalkan sumbangan, Rumah
Zakat mendirikan sekolah gratis untuk anak-anak miskin dan yatim piatu.
Memiliki 100-an siswa dan di antaranya berprestasi.
Sekilas bangunan bercat putih ini tampak
seperti tempat tinggal. Tak ada ruang kelas, yang ada hanya beberapa
kamar biasa. Bangunan berlantai dua yang terletak di Jl. Balikpapan I,
No 39 A kelurahan Petojo Utara, Gambir, Jakarta Pusat itu baru diketahui
merupakan sekolah dari sebuah papan nama yang bertuliskan ‘Sekolah
Juara’ dan spanduk selamat datang di ‘Sekolah Dasar Juara’ yang
terpasang di depan bangunan. Ketika Prioritas bertandang ke sekolah ini
Selasa pekan lalu, suasana lengang. Hanya ada sejumlah orang yang tengah
sibuk mengisi rapor siswa.
“Hari ini sekolah memang diliburkan,”
ujar Kepala Sekolah SD Juara Endang, 32 tahun. Dia mengatakan, SD Juara
sekarang memiliki 104 siswa. Sembilan di antaranya lulus tahun ini.
Berbeda dengan sekolah lain, SD Juara tak menarik biaya sepeser pun dari
siswa. Selain itu, SD ini juga memberikan perlengkapan sekolah mulai
dari buku, seragam, tas hingga sepatu. “Kadang mereka tak bisa sekolah
karena faktor itu. Biarpun sekolah negeri gratis,” ujar Endang. Agar tak
ada alasan untuk tidak sekolah, SD Juara juga membekali siswanya uang
transport. Siswa juga diberi makanan sehat secara berkala.
Tak sulit masuk SD Juara. Syaratnya,
siswa dari keluarga miskin dan mau belajar. Syarat lainnya, siswa dan
orang tuanya menetap. “Ada pengalaman, yang tinggal di bawah jembatan
tergusur lalu pindah. Ada juga siswa yang tinggal di gerobak, anaknya
bagus, rajin, semangat, eh tibatiba menghilang. Katanya dikejar petugas
trantib (ketrentaman dan ketertiban),” ungkap lulusan Universitas Islam
Negeri Jakarta ini. Guna mengetahui apakah siswa yang mendaftar
benar-benar miskin, sekolah akan mengecek langsung.
Kendati siswanya dari kalangan miskin,
namun sekolah ini tak kalah dengan SD lain. Deretan prestasi pernah
diraih muridnya. “Pada 2011 juara satu tenis meja tingkat Jakarta Pusat.
Juara dua cerdas cermat di kecamatan Gambir, juara dua baca puisi di
Universitas Indonesia dan juara harapan 1 lomba menulis surat untuk
presiden,” papar Endang. Menurut Endang, deretan prestasi itu diraih
berkat model pendidikan yang dikembangkan sekolah, yakni model multiple
intelegences. “Dalam mengajar guru harus menganggap tidak ada anak yang
bodoh. Semua anak cerdas, tinggal bagaimana guru menggunakan strategi
mengasah kecerdasan mereka,” ungkap Endang.
Walaupun kurikulumnya mengacu ke dinas
pendidikan, tapi SD Juara bukan sekolah pemerintah. Sekolah ini
didirikan sebagai bagian dari program Rumah Zakat. Pemimpin Rumah Zakat
Nur Efendi, 30 tahun, mengatakan sebelumnya mereka memberikan beasiswa
kepada ribuan siswa tak mampu. Tapi hasilnya kurang maksimal. Karena
itu, Rumah Zakat akhirnya membuat sekolah yang dikelola sendiri.
SD Juara pertama kali dibuat pada 2008
di Bandung. Belakangan berkembang hingga total jumlahnya sekarang
menjadi 11 SD dan 2 Sekolah Menengah Tingkat Pertama. Tersebar di Jawa
Barat, Jakarta dan Pekan Baru, sekolah ini menampung 6 ribu murid dan
sudah meluluskan sekitar dua ribu orang. Nama juara sengaja dipilih
untuk merangsang rasa optimis murid. Untuk operasional, tiap tahun Rumah
Zakat mengeluarkan dana 1,5 hingga 2 miliar rupiah. “Semuanya ditopang
dari zakat yang dikumpulkan dan sumbangan donator,” tutur Nur Efendi.
Ibu dua orang siswa, Bunga Ayu, 30
tahun, mengaku terbantu dengan keberadaan SD Juara. Dua anaknya menimba
ilmu di sekolah ini tanpa biaya sepeserpun. “SD Juara tak asal mendidik
siswanya. Gurunya banyak plus-plusnya,” ujar Bunga yang tinggal bersama
anak-anaknya di rumah kontrakan berdinding triplek yang sudah tampak
reyot dan sempit.
Seperti sang ibu, Nurul Fatiah, 10
tahun, mengaku senang belajar di SD Juara. Siswa kelas IV ini mengaku
betah di sekolah karena guru yang mengajar baik dan menyenangkan.
“Diajak outing class, misalnya ke ATM,” ujar Nurul. Hal yang sama
disampaikan Zaki, adiknya. “Senang. Temannya pada baik, gurunya baik,”
ujar siswa yang baru naik kelas III ini
Menurut w header fotonya nggak center tuh...& kurang kecil
BalasHapusterimakasih atas masukannya. semoga sukses selalu.
BalasHapus