Jam pelajaran kelas 2 telah dimulai. Hari ini materi pembelajaran
kelas dua tentang “Family member”. Untuk membuat pelajaran lebih
menarik, ku telah mempersiapkan kertas warna dan gunting. Rencananya
kita akan membentuk seekor kura-kura dari kertas warna tersebut lalu
ditengahnya diberi nama “Family member” dan setelahnya bentuk kura-kura
tersebut akan ditempel di sterofoam sesuai dengan urutan dalam keluarga.
Langkah awal, ku jelaskan kepada para siswa/I tentang nama-nama Family
member dalam bahasa Inggris. Dimulai dari grandfather sampai Cousin.
Dengan cara pengajaran melalui tehnik bercerita, hanya dalam waktu 30
menit Alhamdulillah siswa/I pun telah hafal dan faham tentang nama-nama
anggota keluarga, setelahnya ku berikan beberapa pertanyaan seputar
materi hari ini untuk memastikan bahwa apakah mereka telah hafal dan
faham atau belum. Dari 7 pertanyaan ku, ternyata siswa/I yang ku tunjuk,
mampu menjawabnya dengan benar. Yakin akan kefahaman mereka lalu ku
bagikan selembar kertas berwarna kepada setiap siswa/I di kelas
tersebut.
Langkah kedua pun dimulai. Ku gambarkan seekor kura-kura dengan sangat
rapih dan bagus “menurut ku, he.he.he.” di papan tulis, lalu ku minta
mereka menirunya pada kertas berwarna tersebut lalu digunting dengan
mengikuti pola kura-kura yang telah mereka gambar sebelumnya. Dengan
sibuknya setiap siswa menggambar dan dan menggunting kertas tersebut.
Meskipun gambarnya satu bentuk, namun hasil gambaran siswa/i
berbeda-beda, al hasil beragam bentuk kura-kura pun berhasil diciptakan.
Sempat tertawa dalam hati melihat hasil tersebut, karena bentuknya ada
yang kepalanya lebih besar, kakinya yang besar sebelah, ekornya yang
putus dan harus disambung, malah seperti ekor kucing, malah ada yang
lebih mirip seperti ayam, ha.ha.h, Cukup menghibur setelah mengencangkan
urat leher yang melelahkan.
Dari semua bentuk kura-kura memang terlihat aneh, ada satu yang membuat
ku harus memutar-mutar bentuk tersebut untuk memeastikan apakah ini
bentuk kura-kura atau pak tani yang sedang manggendong tas ransel,
karena dikepalanya ada potongan seperti bentuk caping yang sobek dan
terlebih satu kaki lurus kebelakang,” maaf, seperti anjing yang buang
air seni”. Sejenak ku perhatikan dengan seksama, tidak terbayang juga
oleh ku dan akhirnya ku bertanya pada anak yang mambuat karya tersebut, “
ini bentuk kura-kura apa, boy?”. Dengan wajah tertunduk malu-malu si
anak menjelaskan, “ini kura-kurannya sedang berdiri,Mr.” Jawabnya sambil
menunjukkan posisi yang benar dari bentuk kura-kura tersebut
menurutnya. Seketika saja ku ingat kura-kura dalam film “ninja turtle”.
Ku coba memeasuki alam khayalnya yang dituangkan si anak dalam sebuah
karyanya. Ohh, baru ku tahu bahwa bentuk potongan dikepala yang tadinya
menurut ku caping yang sobek, ternyata ikat kepala dan bentuk kaki yang
lurus itu merupakan tumpuannya berdiri dangan satu kaki, dan kaki yang
satunya lagi menekuk seperti sedang memperagakan jurus bela diri dangan
jari-jari mengepal. Lepaslah ketawa ku mengetahui bentuk asli dari karya
anak tersebut, ha.ha.ha. tidak habis fikir ku di buatnya, kenapa dia
sampai membuat seperti itu, padahal tidak pernah ku menyinggung soal
film tersebut.. ada-ada saja, gumam ku dengan menggelangkan kepala.
Langkah terakhir, ku tempel semua karya anak-anak pada selembar stero
foam dengan posisi melingkar dan di tengahnya karya yang terbilang unik
tadi. Ternyata banyak para siswa/i yang memperhatikan bentuk kura-kura
unik tersebut penuh rasa penasaran dan bertanya-tanya, “bentuk apaan
itu?”. Setelah ku jelaskan, mereka tertawa dan ki tertawa bersama..
sebuah momen yang sangat indah saat bersama-sama kalian, dan situasi itu
terbentuk melalui si kura-kura ajaib yang sangat menginspirasi.
Subhanalloh, aku memang berada di tengah murid-murid ku, tetapi
perasaan ku lebih merasa berada diantara “masternya para imaginasi,
masternya dunia khayal yang cara berfikirnya melebihi dari waktu dan
lingkungannya”. Mantabbb. Kejadian ini membuka fikiran ku, bahwa bentuk
yang ada bukanlah patron yang harus diikuti seperti bentuk aslinya,
tetapi kajilah dan kembangkan menjadi sebuah hasil yang dapat membentuk
kesan dan pesan juga dapat merubah pola fikir masyarakat pada zamannya.
Mungkin kalau sekarang yang kita kenal sebagai konsep ATM (Amati Tiru
Modifikasi). Terima kasih guru ku, mesti kalian bertubuh kecil namun
telah mengajari ku hal-hal besar.