Selasa, 08 Januari 2013

Si mungil yang UNIK.


“Children are the hands by which we take hold of heaven” (Henry Ward Beecher) Pengalaman yang tak ternilai bagi saya sebagai seorang pendidik adalah ketika melihat anak sebagai ciptaan Allah yang begitu berharga dan mengenali keunikan yang ada dalam diri masing-masing anak. Tak terasa sudah saya mengajar baru 1 tahun 6 bulan, baru tahun ini saya menemukan seorang anak yang memiliki karakter yang sangat berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Betapa tidak keberadaannya dia di tengah-tengah sekolah menjadi pusat perhatian bagi guru-gurunya,dia gadis kecil yang mungil, cool dan sangat pendiam sekali, bukan itu saja bila diperhatikan dengan seksama dia seorang anak yang manis, namanya Ina Trias di usianya yang ketika masuk sekolah masih kurang dari 6 tahun.. Ketika di awal-awal masuk sekolah gadis mungil ini, sangat sulit sekali beradaptasi dengan lingkungan di sekolahnya baik dengan teman-temannya dan juga dengan guru-gurunya. Saat ini Ina, begitulah teman-teman memanggil si gadis mungil ini.. Setiap berada di sekolah, ina selalu menangis dan bahkan tidak mau bergabung dengan teman-temannya yang sedang melaksanakan rutinitas pagi sebelum KBM di mulai yaitu Dhuha bersama di sebuah musholah yang sangat sederhana. Dia selalu menangis dan meronta-ronta dengan sekuat tenaga, namun anehnya dia hanya mengeluarkan suara tangisan saja tanpa kata-kata satupun keluar dari bibir kecilnya yang mungil.. Namun, sayapun tak putus asa terus berusaha agar Ina benar-benar, cinta dengan sekolah SD Juara ini. Saya berusaha memisahkan Ina dengan Ibunya, meskipun dia meronta ingin pulang. Namun saya gendong dan membawanya ke sebuah ruangan dan selalu sprt itu stiap pagi. Dia, gadis kecil yang sangat berbeda karena ekspresi wajahnya pun tak terlihat apakah dia sedang gembira, sedih ataupun marah. Sehari-harinya dia lalui dengan diam seribu bahasa.. Dengan berjalannya waktu, ina yang suka menangis, akhirnya sedikit demi sedikitpun menghilang, dia menjadi gadis yang mandiri, itulah perubahan yang dialaminya umtuk saat itu, namun untuk keunikannya yang lain yang terdapat dalam diri ina adalah pendiamnya yang seribu bahasa. Sampai-sampai saya pun kesulitan untuk berkomunikasi dengan dia, dan bukan itu saja ina belum bisa menulis yang memang notabennya dia belum pernah sekolah di TK. Dia masuk karena ikut-ikutan saudaranya yang baru masuk kelas 1 juga… Waktu demi waktu, saya melewati proses pengajaran bersama murid-murid saya yang lainnya di kelas 1. Saya terus mengajak Ina berhitung angka 1-10 dengan pendekatan. Dan diapun sempat berhitung dengan suara yang sangat lembuuuut sekali. Teman di sebangkunya sempat kaget, dan berteriak, “teman-teman Ina dapat berbicara”, ternyata mereka menganggap selama ini Ina tidak dapat berbicara. Teman-temannya pun senang, tapi sangat disayangkan suara mungil itupun menghilang.. Namun kejadian itu membuat saya penasaran dengan gadis mungil ini, hati kecil saya pun sempat bertanya-tanya apakah dia ada masalah ketika kecilnya entah terjatuh atau terkena panas yang tinggi atau bisa jadi dia kurang terkena rangsangan dari orang tuanya ketika dulunya. Akhirnya saya ada berkesempatan, dapat bertemu dengan ibundanya Ina, yang aktivitas kesehariannya hanya sebagai ibu rumah tangga, dan bapaknya hanya tukang ojeg. Dan ternyata dugaan-dugaan saya salah, tidak pernah terjadi hal-hal yang menghawatirkan dengan Ina. Ternyata keseharian ina pun di rumah sama seperti itu, ketika meminta sesuatu sama ibunya hanya mengucapakan sepatah dua patah kata, “mah mau itu”, ketika di balik Tanya sama ibundanya, “ina mau apa”, dia tidak bicara lagi hanya menunjuk dengan jarinya yang mungil”. Meskipun seperti itu saya tetap mengajak ina berbicara meskipun dia diam seribu bahasa, dan kemudia sambil melenturkan jari-jarinya dengan belajar menulis menebalkan angka dan huruf. Ina, si gadis mungil ini pun menjadi penasaran guru-guru yang lain mengajak bicara, seperti biasa dengan sikapnya yang cool dan tanpa ekspresi namun wajahnya yang sangat polos. Namun suatu ketika berhasil juga, Ina dapat mengeluarkan kata-kata dan merespon kata-kata. Ya meskipun dia masih sangat pemalu sekali, karena dia hanya dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru-guru tertentu saja dan itu pun hanya pertemuan dua mata (private) dan hanya dari hati ke hati baru menembus ke hatinya… ibarat pepatah, “ sekeras apapun batu, maka dia akan terlubangi dengan tetesan air”.. Di penghujung masa berakhirnya proses belajar mengajar, yang sangat mengejutkan sekali, ketika tadi siang tanggal 21 Desember 2012 tepat pukul 13.30, setelah mengadakan serangkaian acara dari Rumah zakat dan Lintas Arta, yang telah memberikan Check kesehatan seperti pemeriksaan gigi, mata, pemeriksaan umum, dan check buta warna.. Terimakasih kami ucapkan kepada Bp Efendi dan para staff, Lintas Arta dan para wartawan yang telah meliput jalannya acara kami.. Tepat pukul 13.30, waktunya membagikan dan mengumumkan hasil belajar anak-anak di semester 1. Komunikasi dari orang tua pun berjalan satu persatu. Hingga akhirnya, saya berkomunikasi dengan ibundanya Ina, dan ibundanya sempat tersentak kaget, ketika di rumah ina diajak belajar sama ibunya, namun Ina menolak dengan bahasanya yang sangat singkat, “nggak mau”, namun ibunya mengulang kembali kata-katanya, dan Ina hanya menjawab “sama Ibu”. Ibundanya menegaskan sama ibu ya na, ayo kita belajar. Ina langsung menggeleng kepalanya. Dan ibunya kebingungan dengan menegaskan, “ sama ibu siapa?...”, ina menjawab, “Ibu guru”. Bukan itu saja, perubahan sikap ina yang lain, dia menjadi rajin berangkat ke sekolah. Bangun pagi-pagi, langsung mandi.. Hingga suatu hari, ibunya sempat heran dengan Ina, bagaimana tidak heran, sampai-sampai hari liburpun dia ingin bersekolah, meskipun ibundanya sudah memberitahukan bahwa hari ini hari minggu. Namun tetap saja dia ingin berangkat ke sekolah. Ketika sudah sampai di sekolah, dia melihat gerbang sekolah terkunci rapat, dan Ina pun baru mempercayai perkataan ibunya… Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling mulia, termasuk anak-anak yang merupakan awal dari perkembangan manusia. Lucu, ceria, dan cute merupakan gambaran sifat yang bisa ditunjukkan bagi anak-anak. Jika ditanya, banyak orang mengatakan bahwa masa kanak-kanak adalah masa yang paling menyenangkan. Anak-anak bisa tertawa lepas, bermain hingga puas, mendapat perhatian yang khusus dan kasih sayang dari orang tua, serta tidak perlu memikirkan masalah keluarga. Indahnya hidup dalam masa itu. Sebagai seorang yang sudah melewati masa kanak-kanak, secara pribadi ingin rasanya untuk kembali ke masa kanak-kanak karena masa kanak-kanak adalah masa yang paling menyenangkan. Jika melihat sosok anak kecil, kita seperti melihat jiwa yang murni dan tulus yang terpancar dari dalam diri anak itu. Masa kanak-kanak dimulai setelah melewati masa bayi kemudian masa kanak-kanak dilanjutkan ke masa remaja. Dalam masa kanak-kanak, setiap anak memiliki kebutuhan yang harus dilengkapi di masa itu baik secara fisik, emosional, mental, dan spiritual. Anak membutuhkan kasih sayang yang penuh dari orang tua untuk mengisi ruang-ruang kebutuhan yang ada dalam diri anak tetapi kenyataannya tidak semua anak yang mendapat kesempatan untuk dilengkapi dengan apa yang seharusnya dibutuhkan anak pada masanya. Hal ini pun menyebabkan setiap anak memiliki karakter masing-masing yang sesuai dengan pola perkembangan anak ini ataupun dibawa secara genetik dari orang tua. Setiap perbedaan karakter anak-anak menjadikan mereka UNIK bagi setiap orang yang melihat anak sebagai ciptaan Allah yang berharga dan mulia. 
 Nency Apiyanti,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar